Masalah-masalah kesehatan di pondok pesantren
Permasalah kesehatan cukup banyak, berikut beberapa poin-point permasalahan kesehatan secara umum di pondok pesantren diantaranya adalah..
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................... 1
A.
Latar belakang....................................................................................................................... 1
B.
Tujuan......................................................................................................................................
C.
Rumusan masalah...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian penyakit................................................................................................................
B.
Penyakit yang
sering muncul di pesantren..............................................................................
C.
Beberapa solusi ......................................................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................
A.
Kesimpulan..........................................................................................................................................
B.
Saran....................................................................................................................................................
C.
Daftar pustaka....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang maha kuasa atas segala
perkara yang di kehendaki-Nya, Alhamdulillah dengan hidayah dan taufiq-Nya saya
bisa menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam semoga selamya tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Hingga akhirnya sampailah kepada kita
selaku umatnya semoga mendapatkan syafa’atul udzma di yaumil qiamah, Amiin.
Untuk menghasilkan santri dan santriah yang bersih dan
bermutu, maka di susnlah makalah ini, yang dapat di pakai sebagai salah satu
petunjuk atau cara supaya tidak terjadi penyebaran penyakit bagi santri atau
santriah yang berada di Pondok Pesantren.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan di amalkan
khususnya di lembaga pesantren, umumnya di lingkungan sekitar. Mohon maaf
apabila dalam penulisan ini banyak kesalahan yang harus di perbaiki, karena
manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Akhirnya, demi penyempurnaan makalah
ini saya sangat mengharapkan adanya kritik atau saran yang bersifat membangun.
Ciamis, 23 Januari 2015
Moh.Zidna Faojan'Adima
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dibuatnya karya
tulis ini untuk memenuhi dan menggantikan salah
satu tugas
Study tour tahun
2014 ke Candi Borobudur dan kunjungan ke Universitas Yogyakarta ( UNY ) , Yogjakarta dan sekitarnya.
1.2 Tujuan
Tujuannya
adalah untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita tentang macam – macam penyakit khususnya penyakit yg ada di pesantren.
1.3 Perumusan
Masalah
Ingin
mengetahui beberapa penyakit yg sering muncul
di pesantren dan cara pencegahannya agar kita terhinda dari penyakit tersebut.
Masalah-masalah kesehatan di pondok pesantren
Permasalah kesehatan
cukup banyak, berikut beberapa poin-point permasalahan kesehatan secara umum di
pondok pesantren diantaranya adalah..
Berkaitan dengan
kesehatan lingkungan
1.
Sampah yang berserakan di lingkungan pesantren
2.
Lantai asrama jarang dipel
3.
Air limbah tidak mengalir kedalam got sehingga menjadi sarang
nyamuk
4.
Bak mandi jarang di kuras Saluran air mandi tersumbat oleh
sampah
5.
Kasur tidak dijemur
Bekaitan dengan
masalah tingkah laku
1.
Piring tidak segera dicuci sebelum dan sesudah makan
2.
Sisa makanan yg berserakan di asrama
3.
Pakaian yang sudah digunakan bergantungan di dalam asrama
4.
Santri tidur dilantai, tanpa selimut dan alas tidur
5.
Ember sabun, sepatu dan sandal diletakkan sembarangan di dalam
asrama.
6.
Bantal sering dipakai bersama-sama
7.
Menghidangkan makanan tidak ditutup
8.
Sesudah BAB tidak cuci tangan dengan sabun dan WC tidak disiram
sampai bersih
9.
Pakaian basah dijemur di dalam asrama.
Berkaitan dengan
masalah Gizi
1.
Mie dijadikan makanan pokok
2.
Menu makanan kurang bervariasi
3.
Santri tidak sarapan pagi
4.
Mengambil porsi makanan yang tidak sesuai
Berkaitan dengan
masalah sarana dan prasarana
1.
Ruang asrama tidak sesuai dengan jumlah penghuni
2.
Kurangnya obat-obat ringan dan P3K
3.
Kurangnya tempat menjemur pakaian
Beberapa penyakit yang sering muncul di pondok pesantren
1. Gatal-gatal dan
scabies [gudiken]
Gatal secara umum
banyak penyebabnya bisa karena jamur, bakteri, serangga, parasit serta kutu.
Untuk membedakannya perlu mempelajarinya lebih dahulu atau dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang ahli. Perlu dibedakan karena ini berkaitan dengan
diagnosis dan pengangannya nanti yang berbeda-beda sesuai dengan penyebabnya.
Bahkan jika salah maka penyakit tersebut bisa bertambah parah misalnya
gatal karena jamur jika diberi salep kortikosteroid maka akan bertambah parah.
>penanganan umum gatal-gatal ringan
-sebisa mungkin jangan
digaruk-garuk
-dicari penyebab
gatal, jika alergi terhadap sesuatu maka jauhi alergen tersebut
-keringkan keringat,
gunakan bedak tabur atau bedak kocok untuk memberikancooling effect
-Boleh
juga diolesi dengan minyak tawon, telon minyak lainnya. jangan berlebihan
karena bisa menimbulkan iritasi·
-bantu agar
“lupa” pada rasa gatalnya, bisa dialihkan perhatiannya pada kegiatan lain
-diberi obat ringan:
1. Antihistamin
-Antihistamin golongan
1 [membuat mengantuk] seperti
- CTM 3-4 x1
- Diphenhidramin 3-4 x 1
- Dimenhidrinat [antimo] 3-4 x 1
- Antihistamin
golongan 2 [tidak membuat mengantuk] seperti
- Cetirizin 1-2 x 1
- Loratadin 1-2 x1
- Mebhydrolin napasidilat 3×1
2.kortikosteroid
Digunakan sebagai
terapi tambahan pada kasus gatal yang agak berat seperti
- Deksamethason 3×1
- Metilpredsisolon 3×1
- Prednison 3×1
NB: tidak boleh
diberikan pada kasus gatal karena jamur dan penderita maag
3.Kombinasi
antihistamin dan kortikosteroid
Dengan merek dagang
seperti,
-cortamine 3×1
-dextuson 3×1
-lorson 3×1
Scabies/gudiken
sering dibilang
penyakitnya anak pondok karena penyakit yang paling sering
dan paling banyak terkena anak pondok. Sampai ada ungkapan bahwa “belumafdhol bagi seseorang yang nyantri di pondok
pesantren bila belum terkenagudiken.”. ditambah lagi rasa malu memberi tahu
sakitnya terutama wanita.
Penyebab:
-disebabkan tungau
(kutu/mite) Sarcoptes scabei
-Kecil ukurannya,
hanya bisa dilihat dibawah lensa mikroskop
-hidup didalam
jaringan kulit penderita
-hidup membuat
terowongan yang bentuknya memanjang dimalam hari. Itu sebabnya rasa gatal makin
menjadi-jadi dimalam hari, sehingga membuat orang sulit tidur.
-penyakit kulit dengan
rasa gatal nomor satu
Penularan:
-menular dari hewan ke
manusia manusia ke hewan, bahkan dari manusia ke manusia
-penularannya lewat
kontak langsung maupun tak langsung antara penderita dengan orang lain, melalui
kontak kulit, baju, handuk dan bahan-bahan lain yang berhubungan langsung dengan
si penderita. anak pesantren suka bertukar, pinjam-meminjam pakaian, handuk,
sarung bahkan bantal, guling dan kasurnya.
-Tempat favorit adalah
daerah-daerah lipatan kulit, seperti telapak tangan, kaki, selakangan, lipatan
paha, lipatan perut, ketiak dan daerah vital.
-sering digaruk
sehingga muncul infeksi sekunder
Diagnosis:
Diagnosis pasti dengan
membuat kerokan kulit, dikerokan hingga kulit mengeluarkan darah karena
Sarcoptes betina bermukim agak dalam di kulit dengan membuat terowongan.
Dilarutkan dengan larutan KOH 10 persen. Dilihat dengan mikroskop perbesaran
10-40 kali.
Ada 4 tanda utama:
1.
Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari.
2.
Menyerang manusia secara berkelompok
3.
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata
panjang 1 cm. Terkadang disertai infeksi sekunder
4.
Menemukan tungau/kutu
Terapi:
-obat gatal histamin
dan kortikosteroid
-minyak gosok dan
minyak angin bisasanya tidak mempan
-jenis obat:
Permetrin, Malation, Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %), Sulfur, Monosulfiran,
gameksan, Krotamiton 10 %,
-obat yang mudah
didapat:
1. salep 2-4
2. scabisite
3. scabimite
cara penggunaan:
dioleskan pada hampir seluruh tubuh [jika bisa] dan biarkan selama 1 hari penuh
pembasmian:
perlu dibasmi secara
serentak dan bersamaan supaya tidak menjadi fenomena “ping-pong” . pembasmian
berupa:
-semua yang terkena
wajib diobati
-membersihkan semua
tempat yang dicurigai, kasur dijemur, pakaian, selimut jika bisa dicuci dengan
air hangat/panas
-memperbaiki pola
hidup sehat
sebab lain gatal:
jamur, virus, alergi,
dermatitis kontak [gatal karena sering terkena sabun cuci, sering tertekan oleh
jam tangan dan lain-lain]
catatan:
jika gatal menyebar
cepat ke seluruh tubuh dan muncul bentol-bentol banyak dan merah-merah segera
bawa ke rumah sakit
2. Sesak napas
PENTING: untuk
membedakan sesak napas patogenik/karena penyakit atausesak napas psikogenik
>Sesak napas psikogenik:
-akibat psikologis,
stress, kaget dan depresi
-tidak mempan
diberikan obat antisesak/obat asma
-lebih sering mengenai
wanita, karena wanita lebih lemah jiwanya dan labil.
Sebab secara
kedokteran: pengaruh ketidakkeseimbangan [naik-turunnya] hormon estrogen dan
progesteron yang berkaitan dengan siklus haid
-tidak terlihat otot
bantu pernapasan, pembesaran cuping hidung, tidak ada suara “wheezing” jika
menggunakan stetoskop
Terapi:
-segera ditenangkan,
ganti suasana, pindah tempat, dengarkan curhatnya dan alihkan perhatian dengan
obrolan ringan
-jika perlu bisa
diberi antihistamin golongan 1, efek samping mengantuk sehingga bisa tenang 1-2
tablet
-obat penenang, atas
instruksi dokter
>sesak napas patogenik:
-sebabnya
bermacam-macam bisa karena ada penyakit yang mendasari seperti PPOK, bronkitis
dan asma
-asma berkiatan erat
dengan alergi dan pencetusnya, misalnya dingin, debu, stres dan makanan
- terlihat otot bantu
pernapasan, pembesaran cuping hidung, tidak ada suara “wheezing” jika
menggunakan stetoskop
Penanganan awal:
-jika di pondok ada
alat nebulizer, maka gunakan karena ini terapi terbaik line pertama
-jika penyebabnya
alergi maka hindari secepatnya
-ditenangkan
-diberikan obat-obat
ringan [sebaiknya tetap konsultasi ke dokter]:
1. salbutamol 3×1
2. theopilin 3×1
3. bisa dikombinasi
dengan kortikosteroid
3. Demam
-suhu tubuh diatas
37,5 derajat celcius dan diukur menggunakan termometer bisa di ketiak
-penyebabnya cukup
banyak seperti penyakit: thipoid, malaria, demam berdarah dan hepatitis A dan
masuk angin/kecapekan, tersengat matahari dan lain-lain
Penanganan awal:
- menurunkan demam
secepat mungkin untuk menghindari timbulnya efek samping seperti kejang atau
penurunan kesadaran.
-kompres memakai air
pada dahi, belakang kepala, kedua ketiak, dan kedua lipat paha. masih terjadi
perdebatan antar para ahli apakah memakai air dingin/air es/alkohol 70% atau
memakai air hangat.
-diberi obat penurun panas:
-diberi obat penurun panas:
1. Paracetamol 3-6x
1, paling aman dan
fisrt line terapi demam
misalnya Panadol,
Bodrex, Paramex, Tempra
2. Golongan
Aspirin 3×1
Misalnya Aspilet,
Naspro, Aspro, puyer bintang tujuh dsb
3.Golongan
Ibuprofen 3-4 x 1
Misalnya Proris.
Fenris dsb
-jika demam karena
sengatan matahari maka, teduhkan di tempat yang dingin, buka baju yang menutup
belebihan seperti jaket, sweater, jilbab dan lain-lain, lap dengan kain basah
NB:
-Hati-hati demam
tinggi diatas 39 derajat celcius, bisa jadi malaria atau demam berdarah,
sebaiknya segera dibawa ke dokter
4.Pingsan
-Pingsan adalah suatu
kondisi kehilangan kesadaran yang mendadak, dan biasanya sementara, yang
disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
-Pingsan merupakan
suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada seseorang akibat
sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, keracunan,
terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, kepanasan, dan lain
sebagainya.
-untuk lebih pasti
dideteksi dengan penilaian GCS [glaslow coma Scale], bagi orang awam bisa dicek
dengan cara mencubit di lengan atau paha dan mengajak berbicara. Bedakan dengan
pingsan “psikologis”
Gejala akan pingsan:
Gejala sebelum pingsan: merasa takut, gemetar yang diikuti dengan sensasi lingkungan sekitar terasa berputar-putar. Selain itu mata mungkin berasa berkunang-kunang. Telinga berdenging, Nafas tidak teratur, Muka pucat, Keringat dingin, Denyut nadi lambat, lemah
Saat pingsan: wajah menjadi pucat, keluar ludah dan keringat dingin, badan lemas dan terjatuh. Kesadaran bisa menurun
·
Gejala sebelum pingsan: merasa takut, gemetar yang diikuti dengan sensasi lingkungan sekitar terasa berputar-putar. Selain itu mata mungkin berasa berkunang-kunang. Telinga berdenging, Nafas tidak teratur, Muka pucat, Keringat dingin, Denyut nadi lambat, lemah
Saat pingsan: wajah menjadi pucat, keluar ludah dan keringat dingin, badan lemas dan terjatuh. Kesadaran bisa menurun
·
Pencegahan:
Diistirahatkan, buat
suasana santai. cobalah gerakkan tungkai atau kaki sambil sekali-kali batuk
kecil. dapat dibantu lagi dengan mengalihkan perhatiannya
Penanganan awal:
- dapat menggunakan
bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi, minyak
nyong-nyong, anomiak, durian dan lain-lain.
- jika wajah pucat
pasi. sebaiknya buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu
agar darah dapat mengalir ke kepala korban pingsan tersebut.
- Jika muka orang yang
pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau sesuatu agar darah
di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
- Apabila si korban
pingsan tadi muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya agar untah orang itu
bisa keluar dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar
kembali.
- Bila pakaian atau
aksesoris yang dipakai di tubuh terlalu ketat maka kita bisa mengendurkan agar
darah dapat mudah mengalir dan korban mudah bernafas serta udara bisa
menyegarkannya
- Jika orang yang
pingsan sudah siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh hangat secara
perlahan
- Apabila tidak
sadar-sadar dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya hubungi ambulan
atau dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter,
rumah sakit agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
5. Batuk pilek
-perlu dibedakan
antara batuk pilek dengan influenza
>Batuk pilek/common cold/nasofaringitis
-batuk pilek dimulai
2-3 hari setelah terjadinya infeksi.
-Gejala khasnya, yaitu
bersin-bersin, hidung berair, hidung tersumbat, batuk, suara serak
-berlangsung kurang
lebih seminggu atau 2-3 hari bila gejalanya ringan
-jika lebih dari 2
minggu belum hilang juga, bisa jadi penyebabnya adalah alergi.
-Terkadang muncul juga
gejala lain seperti sakit kepala, demam, otot kaku dan nyeri, lelah dan hilang
nafsu makan.
>Influenza:
-Gejala awalnya memang
mirip, tapi gejala batu pilek lebih ringan dibandingkan influenza.
-Influenza cenderung
menimbulkan demam, otot kaku, dan batuk yang lebih parah.
Penyebab:
-batuk pilek maupun
influenza sama-sama disebabkan oleh berbagai virus, jadiantibiotic seperti
amoxisilin tidak berguna, antibiotik berguna jika ada infeksi sekunder bakteri
-ditambah juga
turunnya daya tahan tubuh karena stres, dingin, perubahan cuaca, kurang gizi,
kecapekan dan lain-lain
-menular baik langsung
dan tidak langsung
Terapi:
-secara umum bisa
sembuh sendiri dengan istirahat, imunitas/daya tahan tubuh yang baik bisa
menyembuhkan
-meningkatkan daya
tahan tubuh
-cara tradisional/bahan
alami:
- Minumlah banyak cairan, terutama air putih, jus buah segar atau teh herbal panas.
- Mengkonsumsi sup sayuran dengan bumbu bawang putih akan sangat membantu. Karena bawang putih banyak mengandung bahan kimia yang berfungsi antimikroba, antivirus dan antiprotozoa.
- Vitamin C dalam dosis tertentu, buah yang mengandung vitamin C
- Untuk mengatasi batuk, buat ramuan madu dan jeruk nipis. Jika cukup parah buatlah ramuan lidah buaya dan madu.
Obat alami dahulu baru obat kimia
Salah satu kampanye
yang digaungkan kembali di zaman modern ini adalah “back to nature”, sangat baik terlebih-lebih jika
menggunakan thibbun nabawi dan zat-zat yang disebutkan dalam Al-Quran dan
Sunnah seperti Madu dan Habbatus sauda.
Seorang ulama besar
sekaligus dokter di zamannya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyahrahimahullahu berkata,
وقد اتفق الأطباء على أنه متى أمكن التداوي بالغذاء لا يعدل عنه
إلى الدواء، ومتى أمكن بالبسيط لا يعدل عنه إلى المركب.قالوا وكل داء قدر على دفعه
بالأغذية والحمية، لم يحاول دفعه بالأدوية
“Sungguh para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan
pengobatan dengan bahan makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan
(kimiawi, pent.). Ketika memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana, maka
jangan beralih memakai obat yang kompleks. Mereka mengatakan, ‘Setiap penyakit
yang bisa ditolak dengan makanan dan diet tertentu, janganlah mencoba
menolaknya dengan obat-obatan’.”[4]
Oleh karena itu jika
sakit maka sebaikinya jangan langsung mengkonsumsi obat-obat kimia, sebaiknya
menggunakan bahan alami dahulu. Atau jika penyakitnya cukup ringan tidak perlu
menggunakan obat, biarlah imunitas tubuh yang bekerja sehingga imunitas tubuh
juga tidak manja dan terlatih melawan penyakit. Tetapi ini adalah pilihan
karena pengobatan juga melibatkan faktor sugesti, ada yang sugestinya sembuh
jika menggunakan obat alami tertentu, sembuh dengan sugesti dengan obat kimia
tertentu.
Tingkatkan daya tahan tubuh:
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ هَذِهِ الحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ،
إِلَّا مِنَ السَّا
”Sesunggunya pada
habbatussauda’ terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali kematian”
[Muttafaqun ‘alaihi HR. Bukhori no. 5687, Muslim no. 2215]
Ulama dan dokter
muslim yang terkenal Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullahudalam kitab tibbun nabawi menjelaskan tentang habbatus sauda:
وَهِيَ كَثِيرَةُ الْمَنَافِعِ جِدًّا، وَقَوْلُهُ: «شِفَاءً مِنْ
كُلِّ دَاءٍ» ، مِثْلُ قَوْلِهِ تعالى: تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّها
«2» أي: كلّ شيء يقبل التَّدْمِيرَ وَنَظَائِرَهُ، وَهِيَ نَافِعَةٌ مِنْ جَمِيعِ
الْأَمْرَاضِ الْبَارِدَةِ، وَتَدْخُلُ فِي الْأَمْرَاضِ الْحَارَّةِ الْيَابِسَةِ
“Habbatus sauda memiliki sangat banyak manfaat,
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “obat untuk segala macam
penyakit”, sebagaimana firman Allah, “Menghancurkan segala sesuatu dengan
perintahan Rabb-nya”. Yaitu segala sesuatu yang bisa hancur dan semisalnya. Dan
habbatus sauda bermanfaat menyembuhkan segala macam penyakit yang bersifat
dingin dan penyakit yang bersifat panas dan kering.”[5]
Secara kedokteran: bisa diberikan immunomudolator, dengan merek
dagang: imunos, formuno, stimuno, imbost dan lain-lain.
6. penyakit lainnya [penjelasan ringkas saja]
>gastritis/ maag
-Secara umum menurut
orang awam adalah perasaan tidak enak di perut/lambung berupa
nyeri/kembung/panas dan lain-lain
-sebab umumnya,
terlambat makan, riwayat maag, makan yang pedas, asam dan merangsang pencernaan
berlebihan
-terapi umum:
1. antasid tablet atau sirup 3×1, bisa diulang perempat
jam
Misal promaag,
sanmaag, lagesyl
2. ranitidin dan
cimetidin 2×1,
lebih baik dari antasida
3. omeprazole
dan lanzoprazol 1×1, lebih baik dari antasida
>nyeri-nyeri ringan
- nyeri umum
-Seperti sakit gigi,
sakit bengkak, sakit luka
-terapi awal:
1. paracetamol 3-4×1
nyeri ringan aman
untuk penderita maag
2. NSAID seperti asam
mefenamat 3×1, Na Diclofenac 3×1, Antalgin 3×1, Meloxicam 1×1
Jangan diberi untuk
nyeri akibat maag
3. tramadol 3-4 x1,
untuk nyeri kuat
- Nyeri kolik
-nyeri yang hilang
muncul dan sangat sakit ketika muncul
-misalnya nyeri haid,
mules mencret dan nyeri infeksi saluran kencing
-terapi awal:
1. antinyeri
2.ditambah
antikolik/antispasmodik
Seperti hyosin 3×1,
pavaverin 3×1 dan lain-lain [spasminal, gitas plus, scopma plus dll]
CATATAN PENTING
Obat-obat ringan yang
digunakan maksimal 3 hari, dan Sebaiknya jika memungkinkan, tetap konsultasi ke
dokter atau tenaga medis, setiap pondok punya nomor telpon tenaga kesehatan/
dokter yang bisa di hubungi. Karena image orang bahwa, orang yang sakit di
pondok kalau sudah parah baru dibawa berobat
Beberapa solusi:
1.
Pembentukan dan Pelatihan tim UKS
2.
Penyuluhan kesehatan secara berkala
3.
Poliklinik pondok pesntren
4.
pelatihan bekam dan thibbun nabawi
5.
penyediaan obat yang cukup lengkap
hidup sehat di pesantren
Senin, 23 Mei 2011
PEMBENTUKAN POSKESTREN
DENGAN MENGUNAKAN POLA PENDEKATAN DESA SIAGA DI
PESANTREN
Kesehatan bagi sebagaian penduduk yang terbatas kemampuannya
serta yang berpengetahuan dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan
secara terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan
memberdayakan kemampuan mereka.
Inti kegiatan Poskestren adalah memberdayakan masyarakat
pesantren baik santri/ti maupun guru agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Konsep
pemberdayaan masyarakat pesantren ini adalah memperkenalkan mereka akan
permasalahan yang mereka hadapi yang dilakukan oleh mereka sendiri. Sehingga
masalah yang ditemukan benar-benar dirasakan dan disepakati oleh mereka.
Diwilayah puskesmas pematang kandis terdapat 4 buah pondok
pesantren, yang diharapkan menjadi penggerak pemberdayaan kesehatan pesantren. Menyimak kenyataan tersebut, diperlukan upaya
membuat terobosan yang benar-benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya
derajat kesehatan bagi seluruh masyarakat pesantren, salah satunya adalah
pesantren al-munawarah.
Puskesmas pematang kandis sebagai pusat penggerak pemberdayaan
kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya, untuk tahap awal mencoba mengembangkan
langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi)
mereka untuk menjalani proses pembelajaran yang berupa proses pemecahan
masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya. Dengan mengadopsi kegiatan
pengembangan desa siaga, yang diterapakan untuk mengembangkan poskestren di pesantren
al-munawarah yang terletak di kelurahan dusun bangko, kecamatan bangko kab.
Merangin.
PENGARUH SIKAP TENTANG KEBERSIHAN DIRI TERHADAP
TIMBULNYA SKABIES ( GUDIK ) PADA SANTRIWATI
DI PONDOK PESANTREN
Budaya bersih
merupakan cerminan sikap dan perilaku masyarakat dalam
menjaga dan memelihara
kebersihan pribadi dan lingkungan dalam kehidupan
sehari-hari. Pondok
Pesantren sebagai salah satu tempat pendidikan di Indonesia
saat ini berjumlah
kurang lebih 40.000. Penyakit menular berbasis lingkungan dan
perilaku seperti tuberkulosis
paru, Iinfeksi saluran pernapasan atas, diare dan
penyakit kulit masih
merupakan masalah kesehatan yang juga dapat ditemukan di
Pondok Pesantren
(Depkes, 2000). Prevalensi penyakit skabies disebuah
pondok
pesantren di jakarta
mencapai 78,70% dikabupaten Pasuruan sebesar 66,70%
prevalensi penyakit skabies jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan prevalensi
penyakit skabies di
negara berkembang yang hanya 6-27% atau prevalensi penyakit
skabies di Indonesia sebesar
4,60-12,95% saja (Kuspriyanto,2002). Untuk
meningkatkan derajat
kesehatan santri perlu adanya upaya untuk meningkatkan
pengetahuan santri
tentang kesehatan secara umum, khususnya tentang penyakit
menular sehingga
diharapkan ada perubahan sikap serta diikuti dengan perubahan
prilaku kebersihan
perorangan dengan hasil akhir menurunnya angka kesakitan
penyakit menular.
Upaya peningkatan, pencegahan dan penanggulangan masalah
penyakit menular dapat
ditempatkan sebagai ujung tombak paradigma sehat untuk
mencapai Indonesia sehat
2010 (Harryanto, 2004).
Kulit merupakan organ terluar
penyusun tubuh manusia yang terletak paling
luar dan menutupi
seluruh permukaan tubuh. Karena letaknya paling luar, maka
kulit yang pertama
kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa
sakit, maupun pengaruh
buruk dari luar. Kulit berfungsi untuk melindungi
permukaan tubuh,
memelihara suhu tubuh dan mengeluarkan kotoran-kotoran
tertentu. Kulit juga
penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh yang berasal dari
sinar ultraviolet.
Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung organ-organ tubuh
didalammnya, maka
kulit perlu dijaga kesehatannya. Selain itu kulit juga
mempunyai nilai estetika (Wijayakusuma,
2004). Penyakit kulit dapat disebabkan
oleh jamur,
virus, kuman, parasit hewani dan lain-lain. Salah satu penyakit kulit
yang disebabkan
oleh parasit adalah Skabies ( Juanda, 2000).
Skabies dalam bahasa Indonesia sering disebut kudis. Orang
jawa
menyebutnya gudig, sedangkan orang sunda
menyebutnya budug. Gudik merupakan
penyakit menular akibat mikroorganisme parasit yaitu sarcoptes
scabei varian
humoris, yang penularannya terjadi secara kontak langsung dan tidak
langsung,
secara langsung misalnya bersentuhan dengan penderita atau tidak
langsung
misalnya melalui handuk dan pakaian. Disamping itu skabies dapat
berkembang
pada kebersihan perorangan yang jelek, lingkungan yang kurang
bersih, demografi
status perilaku individu (Siregar, 2005). Penyakit ini banyak di
jumpai pada anakanak
dan orang dewasa tetapi dapat mengenai semua umur walaupun
akhir-akhir ini
juga sering didapatkan pada orang berusia lanjut, biasanya di
lingkungan rumah
jompo. Insiden sama antara pria dan wanita, insidensi
skabies di negara berkembang
menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai saat
ini belum dapat dijelaskan interval
antara akhir dari suatu epidemi dan
permulaan epidemi berikutnya kurang lebih 10-
15 tahun (Harahap, 2000).
Status kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
adalah sikap
seseorang dalam merespon suatu penyakit, skabies pada
umumnya merupakan jenis
penyakit menular. Sikap santri sangat penting peranannya dalam
pencegahan
skabies di lingkungan Asrama Pondok yang membutuhkan kebersihan
perorangan
serta perilaku yang sehat. Sikap yang dimiliki oleh santri
diharapkan dapat
berpengaruh terhadap perilaku mereka guna mencegah
terjadinya skabies di
lingkungan Pondok tempat mereka tinggal. Tidur bersama, pakaian
kotor yang
digantung atau ditumpuk di kamar merupakan salah satu contoh
sikap yang dapat
menimbulkan skabies. Pengetahuan yang cukup baik
mengenai kebersihan
perorangan tidaklah berarti bila tidak menghasilkan respon
bathin dalam bentuk
sikap, sikap merupakan hal yang paling penting . Sikap dapat
digunakan untuk
memprediksikan tingkah laku apa yang mungkin terjadi, dengan
demikian sikap
dapat diartikan sebagai suatu predisposisi tingkah
laku yang akan tampak aktual
apabila kesempatan untuk mengatakan terbuka luas (Azwar, 2000).
Pada sebuah komunitas, kelompok atau keluarga yang terkena skabies akan
menimbulkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi
kenyamanan aktifitas dalam
menjalani kehidupannya. Penderita selalu mengeluh gatal,
terutama pada malam
hari, gatal yang terjadi terutama di bagian sela-sela jari
tangan, di bawah ketiak,
pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, areola (area
sekeliling puting susu) dan
permukaan depan pergelangan. Sehingga akan timbul perasaan malu
karena pada
usia remaja timbulnya skabies sangat
mempengaruhi penampilannya juga tentang
penilaian masyarakat tentang Pondok Pesantren yang kurang
terjaga kebersihannya.
Asrama atau Pondok Pesantren termasuk tempat yang beresiko
terjadi skabies
karena merupakan salah satu tempat yang berpenghuni padat.
"Tidak ada santri yang
tidak mungkin terkena penyakit skabies (gatal),
kalau belum terkena skabies belum
syah menjadi santri dan jika sudah pernah tekena penyakit
tersebut maka tidak akan
terkena lagi " merupakan salah satu fenomena tersendiri di
kalangan santri.
"Kalau belum kena gatal di
pesantren belum disebut santri". Begitu kata orang yang mengaku pernah
sekian tahun mondok. Barangkali karena ia telah putus asa
menghadapi kejorokan ustadz dan santri, atau ia sendiri bermasalah dalam hal
ini, atau memang tidak tahu bahwa Islam agama yang menjunjung tinggi kebersihan
karena lingkungannya membentuk imej demikian.
Terlalu naif jika santri gatal kemudian dikatakan "itu wajar". Bukankah Islam memerintahkan kebersihan? Dalam fiqih Syafi'i orang yang hendak melakukan shalat hendaklah ia memastikan bahwa badan, pakaian dan tempat harus bersih dari hadats dan najis, bahkan sebagian madzhab mewajibkan mandi jum'at agar jamaah yang lain tidak terganggu dengan aroma keringatnya. Dalam sunnah juga diterangkan untuk bersiwak setiap kali akan shalat, terutama orang yang baru makan makanan berbau tidak sedap.
Lagi-lagi kesalahan kita yang senantiasa membahas syariah sebatas buku/kitab saja tidak sampai pada kehidupan riil. Kelemahan yang harus disadari kemudian diperbaiki. Ustadz dan murid harus mampu menghadirkan asholah (keotentikan) syariah dalam kehidupan kontemporer, dengan istilah lain tahqiqul manath.
Asal kita memiliki keinginan untuk membenahi pesantren kita dari kejorokan dan kekumuhan, maka keadaan akan berubah. Pesantren akan kembali menjadi salah satu taman surga. Yang pasti harus ada kesamaan langkah dari komponen pesantren, mulai kyai, guru, santri bahkan para pegawai sekalipun.
Terlalu naif jika santri gatal kemudian dikatakan "itu wajar". Bukankah Islam memerintahkan kebersihan? Dalam fiqih Syafi'i orang yang hendak melakukan shalat hendaklah ia memastikan bahwa badan, pakaian dan tempat harus bersih dari hadats dan najis, bahkan sebagian madzhab mewajibkan mandi jum'at agar jamaah yang lain tidak terganggu dengan aroma keringatnya. Dalam sunnah juga diterangkan untuk bersiwak setiap kali akan shalat, terutama orang yang baru makan makanan berbau tidak sedap.
Lagi-lagi kesalahan kita yang senantiasa membahas syariah sebatas buku/kitab saja tidak sampai pada kehidupan riil. Kelemahan yang harus disadari kemudian diperbaiki. Ustadz dan murid harus mampu menghadirkan asholah (keotentikan) syariah dalam kehidupan kontemporer, dengan istilah lain tahqiqul manath.
Asal kita memiliki keinginan untuk membenahi pesantren kita dari kejorokan dan kekumuhan, maka keadaan akan berubah. Pesantren akan kembali menjadi salah satu taman surga. Yang pasti harus ada kesamaan langkah dari komponen pesantren, mulai kyai, guru, santri bahkan para pegawai sekalipun.
Penyakit yang sering mengenai
pesantren adalah: Pertama scabies yaitu jenis penyakit kulit
yang disebabkan oleh tungau bernama Sarcoptes scabei. Tungau ini berukuran
sangat kecil dan tidak terlihat oleh mata telanjang. Kedua kutu yaitu
suatu parasit jenis serangga yang tidak bersayap Ketiga panu yang
merupakan penyakit jamur permukaan (superfisial) yang kronik.
Berikut cara menciptakan budaya
kebersihan:
1. Menunjuk seseorang untuk menjadi penanggung jawab kebersihan
pesantren.
2. Meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, barang maupun
aktifitas. Makan di kamar misalnya. Harus ada tindakan tegas dari penanggung
jawab kebersihan.
3. Kontrol kebersihan pribadi santri seperti mandi, gosok gigi dll.
Serta kontrol cara merawat pakaian mereka, mencuci, melipat atau cara
menggantungkan pakaian.
4. Melakukan general cleaning secara berkala.
5. Segera perbaiki sanitasi atau WC yang rusak karena hal ini salah
satu sumber penyakit.
Kalaupun penyakit itu sudah terlanjur
terjangkit, maka jangan sampai kita putus asa. Segera lakukan beberapa langkah
berikut:
1. Tidak saling tukar pakaian.
2. Melakukan gerakan bersih-bersih secara serentak.
3. Melakukan pengobatan serentak untuk mencegah terjadinya infeksi
bolak-balik.
4. Baju-baju, seprei, mukena, semua harus direbus, dijemur di bawah
sinar matahari dan disetrika.
5. Bila dimungkinkan pisahkan santri yang terkena gatal sampai
taraf kesembuhan.
Mari kita ciptakan pesantren yang
nyaman untuk kita dan generasi kita menimba ilmu menuju masa depan Islam yang
gemilang, gemah ripah iman cemerlang...
Diposkan
oleh madrasah di 07:42
Label: Dunia pesantren
1. Mohon kiranya di masing-masing kamar mandi dapat disediakan
gayung (untuk menjaga kebersihan dan kesehatan pondok maupun santri agar tdk
gatal2) karena walau bagaimanapun tidak mungkin santri atau wali santri harus
membawa2 gayung. Cont mudahnya jika santri sedang berada di kelas atau bermain,
jika kebelet pipis atau bab apakah mungkin harus mengambil gayung dahulu?
2. Mohon dapat diperhatikan kesehatan santri yang akan menimbulkan
suatu penyakit, yang paling sering terjadi mag dan batuk. Contohnya anak saya
sejak di pesantren hingga sekarang selalu sakit. Bagaimana dengan
pelaran-pelajarannya?
3. Mohon hal-hal yang mungkin dianggap sepele seperti santri yg
kehilangan barang atau uang agar dicari solusinya. Karena orang tua santri
menitipkan anak-anaknya di Pondok Pesantren berharap besar untuk menjadi anak
yang baik, berguna dan saleh/saleha.
4. Bagaimana dengan tempat sanggahan atau jemuran para santri?
More: Forums - Kebersihan dan Kesehatan | Pondok Pesantren Daar el-Qolam
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike
Budaya hidup sehat di pondok pesantren sering
dipertanyakan. Budaya hidup sehat yang dimaksud berkaitan dengan pola konsumsi
makanan, kebersihan lingkungan, perilaku hidup sehat seperti olahraga dan
lainnya. Untuk memahami lebih lanjut maka perlu dilakukan penelitian di pondok
pesantren Assalafiyah. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah: 1) Bagaimana pola makan santri sehari – hari dalam pondok pesantren
Assalafiyah?, 2) Bagaimana santri dalam menjaga kesehatan dan kebersihan
lingkungan sekitar?, 3) Bagaimana santri memaknai kesehatan dan kebersihan?, 4)
Bagaimana perilaku sehat pada santri?. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah: 1). Mengetahui pola makan santri sehari – hari
dalam pondok pesantren, 2) Mengetahui santri dalam menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungan sekitar, 3) Mengetahui santri memaknai kesehatan dan kebersihan,
4) Mengetahui perilaku sehat pada santri. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi, dokumentasi.
Validitas data dengan menggunakan teknik triangulasi. Analisis data melalui
reduksi data, display data atau penyajian data, dan pengambilan keputusan atau
verifikasi.
terimakasih sangat membantu sekali kang ustad.... !
ReplyDeleteiyaa sama sama...
ReplyDeletesemoga membantu
Good bagus kang
ReplyDelete